- Bunyi dan tafsir Q.S Al Anfal:2
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا
وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ٢
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,
Q.S Al Anfal :2
Ibnu Abbas Radiyallahuanhuma menjelaskan kepada kita bahwa:
“وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ ” artinya adalah takut yang disertai rasa hormat dan tunduk. Mereka bukan hanya takut akan azab, tetapi juga merasa hina di hadapan keagungan Allah.
dengan kata lain kedudukan Iman tertinggi adalah ketika seorang Hamba mampu menghayati Firman Allah ta’ala sehingga hati menunjukkan kebersihannya dari segala bentuk penyakit hati dan kekuatan kesabaran kita ketika Nafsu atau suara hati kita sendiri mengajak kepada perbuatan yang buruk.
Ibnu Katsir Rahimahullah menuliskan pada kitab tafsirnya:
“Orang-orang yang beriman adalah mereka yang jika nama Allah disebut, hati mereka takut karena kebesaran-Nya, dan mereka percaya kepada-Nya.”
Beliau juga menjelaskan bahwa bertambahnya iman adalah dalil bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang, dan bahwa iman berkaitan erat dengan keseimbangan antara khauf (takut) dan raja’ (harap).
Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya‘rawi
Dalam Tafsir Asy-Sya‘rawi, beliau menjelaskan bahwa:
“ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ” menunjukkan kepekaan hati yang tinggi. Hati yang hidup adalah hati yang merespons dengan getaran ketika nama Allah disebut, karena hati tersebut selalu terkoneksi dengan kehadiran Tuhan.”
Beliau menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa keimanan itu hidup dan dinamis, karena bisa bertambah dan berubah. Syekh Sya‘rawi melanjutkan bahwa tawakal adalah buah dari iman yang matang: setelah mengenal Allah dan firmannya, orang beriman menyerahkan sepenuhnya urusan kepada-Nya.
- Tafsir beberapa kata yang dicermati oleh Para Ahli Bahasa:
- Kata إِنَّمَا menunjukkan pembatasan, bahwa hanya orang-orang dengan sifat yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah orang-orang yang benar-benar disebut mukmin.
- Kata وَجِلَتْ berasal dari akar kata wajala yang berarti takut yang mendalam dan spontan. Menurut Zamakhsyari, ini bukan sekadar rasa takut biasa, tapi getaran batin yang muncul dari kesadaran akan keagungan Allah
- زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا iman bersifat dinamis, bisa bertambah melalui interaksi dengan wahyu. Zamakhsyari menekankan bahwa ini adalah bukti bahwa iman bukan hanya keyakinan statis, tapi juga pengalaman intelektual dan spiritual.
- يَتَوَكَّلُونَ Tawakal menurut beliau adalah bentuk penyerahan total yang lahir dari keyakinan penuh terhadap kekuasaan Allah. Ini bukan pasif, tapi aktif dalam kepercayaan dan usaha dalam mengenali Asma dan shifatNya
Catatan Bahasa dari Ulama Lain
- Syekh Wahbah Az-Zuhaili: Menekankan bahwa kata وَجِلَتْ adalah bentuk pengagungan, bukan sekadar rasa takut.
- Tafsir Al-Muyassar: Menyebut bahwa زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭاmenunjukkan pertumbuhan iman melalui tadabbur dan pemahaman.
3.Q.S Al Anfal: 2 dalam sudut pandang Psikologis terlebih dalam respons terbagi menjadi 3 :
1. Respons Emosional: berada dalam kalimat “وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْوَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ” (Gemetar Hati Mereka)
- Secara psikologis, ini menggambarkan reaksi efektif yang muncul saat seseorang terhubung dengan sesuatu yang sangat bermakna dalam hal ini, Allah sebagai Rabb kita sebagai tempat untuk mengadukan segala kebutuhan kita
- “Gemetar hati” bisa diartikan sebagai aktivasi sistem limbik, yaitu bagian otak yang mengatur emosi seperti takut, kagum, dan cinta.
- Ini mirip dengan rasa haru atau getaran batin yang dialami saat seseorang menyadari kehadiran sesuatu yang agung dan transenden.
2. Respons Kognitif:berada dalam kalimat “زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا” (Bertambah Iman Mereka)
- Mendengar ayat-ayat Allah dapat memicu refleksi mendalam, yang memperkuat keyakinan dan pemahaman.
- Dalam psikologi, ini disebut cognitive restructuring—proses di mana seseorang mengubah cara berpikirnya berdasarkan informasi baru yang bermakna.
- Ayat ini menunjukkan bahwa iman bukan statis, melainkan bisa tumbuh melalui pengalaman spiritual dan pembelajaran.
3. Respons Perilaku sebagai seorang hamba yang beriman terdapat dalam kalimat “وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ” (Bertawakal kepada Tuhan Mereka).Penjelasan akan perilaku seorang hamba terdapat pada penjelasan berikut:
- Tawakal adalah bentuk coping mechanism atau strategi menghadapi stres dan ketidakpastian dan disebabkan kita di zaman sekarang tak punya sandaran menyebabkan kita jatuh kepada keragu-raguan,karena kita tahukita punya tempat bersandar yaitu Allah yang selalu mau untuk membantu kita dan yang selalu mengampuni dosa kita padahal kita ini bodoh dan terus mengulang hal yang sama
- Dalam psikologi positif, ini disebut trust-based coping, yaitu menyerahkan hasil kepada kekuatan yang lebih tinggi sambil tetap berusaha yaitu Allah sebagai tempat kita bersandar dan Ikhtiar sebagai bentuk upaya kita sehingga Allah dapat menilai seberapa besar rasa butuh kita dan tulusnya kita dalam memohon kepada Allah Ta’ala
- Orang yang bertawakal cenderung memiliki resiliensi(kemampuan untuk bangkit kembali)yang lebih tinggi, lebih tenang dalam menghadapi tekanan, dan tidak mudah cemas dalam menghadapi segala kesulitan hidup
4.Pada Akhirnya…
Ada banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari Ayat diatas,Syaikh Yasser Al Dosari salah satu Imam Masjidil Haram menjelaskan dalam salah satu kajiannya :
Salah seorang salaf berkata,
و لو فتح الله على عبد من عباده في كلمة من كتابه ألف فهم، لم يبلغ نهاية ما أودعه الله في هذه الكلمة
“Seandainya Allah membukakan kepada salah satu hamba-Nya seribu pemahaman dari satu kata dalam Kitab-Nya, itu pun tidak akan sampai pada batas akhir dari apa yang Allah simpan dalam kata tersebut.”
https://www.instagram.com/reel/DJB7K09y7nc/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==
uraian yang telah kita baca hanyalah salah satu dari sekian banyak dari Ilmu yang telah Allah berikan. wallahu a’lam bish shawab.