Hidayah Indonesia

Melacak Konflik Sudan dalam Diskusi Prahara Sungai Nil

Jakarta- Konflik Sudan yang kini bergejolak tak hanya perang Saudara.Perang yang terjadi di Sudan terjadi karena perebutan pengaruh.Tak hanya pengaruh tetapi juga kekayaan negeri Emas tersebut.

Pada Hari Senin (24/10/2025) Hidayah Indonesia meliput Diskusi Prahara Negeri 2 Nil.Alhamdulillah Hidayah Indonesia mampu mengikuti acara sampai selesai.

K.H Teten Romly Qamaruddin M.A membuka acara dengan bacaan basmalah.Selanjutnya beliau mepersilahkan Pembicara pertama yaitu Ustadz Pizaro dan pembicara kedua Ustadz Habli.

Konflik Sudan: pertarungan domestik,kawasan,dan Geopolitik

Ustadz Pizaro, Redaktur Anadolu Agency, menegaskan bahwa konflik Sudan pada hakikatnya bukan sekadar perang saudara. Dalam paparannya, ia menyoroti akar persoalan yang lebih kompleks, yaitu perebutan pengaruh oleh kekuatan domestik non-lokal di Afrika. “Ini adalah persoalan geopolitik klasik yang harus dianalisis melalui pendekatan geopolitik dan geo-maritim,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ustadz Pizaro menjelaskan bahwa kekuatan-kekuatan eksternal ini saling beradu untuk memperluas zona pengaruh mereka di Sudan, menjadikan negara tersebut sebagai medan pertempuran proxy. Kondisi inilah yang membuatnya sangat pesimis terhadap jalur diplomasi dan mediasi internasional yang selama ini berjalan.

Mediasi internasional akan terus gagal selama faktor-faktor geopolitik eksternal ini diabaikan,” tandasnya. Menutup pemaparannya, ia memberikan penilaian yang tegas tentang kendala terbesar perdamaian: “Melakukan diplomasi di Sudan sangat sulit karena para elite-nya tidak mengenal prinsip win-win solution.

Namun, di penghujung acara, ia tetap memberikan sejumlah rekomendasi solusi yang menurutnya dapat menjadi starting point untuk perdamaian Sudan.

Menyudahi konflik Sudan Dari Meja Diplomasi

Redaktur Anadolu Regency memberikan sebuah Solusi kepada konflik yang menimpa Sudan

  • Menghentikan aliran senjata ke Sudan

Ustadz Pizaro menuturkan bahwa hal ini lebih penting karena dapat meredakan konflik dan mencegah ekskalasi lanjutan

  • Memperkuat Kerja Sama International

Kita memerlukan langkah ini untuk menangani krisis kemanusiaan Rakyat Sudan. Dan membantu masyarakat Sudan untuk merekonsiliasi negeri tersebut pasca konflik.

  • Membangun Mekanisme penyelesaian Esklusif

Para Rakyat Sudan sangat membutuhkan Keamanan dan bantuan kemanusiaan.Dan kita wajib mengawasi proses dan merancang visi jangka panjang bagi pemerintah Sipil Sudan Pasca konflik.

  • Memperhitungkan kompleksitas politik multi aktor dan DDR

PBB hendaknya mengundang Aktor politik Domestik dan Internasional.Dengan catatan Pihak PBB tidak mengecualikan pihak manapun,menetapkan peran pemimpin RSF,Dagalo. Dengan tujuan mencegah konflik baru yang dapat terjadi.

Selanjutnya Ustadz Habli Robbi Waliya memberi penjelasan lebih lanjut mengenai konflik Sudan.Eksekutif Media Sabili.id menuturkan selama proses belajarnya di Sudan sempat menyaksikan beberapa konflik internal di negeri pintu Sahel Belt.

Selama sesi itu Alumni Universitas Al Qur’an Al Karim Omdurman Sudan mengatakan bahwa awal dari konflik itu berawal dari runtuhnya rezim Omar Al Bashir setelah para mahasiswa mendemonya.

Kemudian pada masa pemerintahan transisi,kondisi semakin memburuk.Hal ini dapat terjadi karena beberapa tokoh sipil dan militer memperebutkan kendali.Dan ada 2 militer dalam satu negara.

kedua militer ini memiliki perbedaan yang mencolok.SAF adalah kemiliteran resmi Sudan dan RSF adalah pasukan paramiliter yang setara dengan SAF.

Ustadz Habli mengupas permasalahan konflik Sudan secara tuntas.Dan menyayangkan prasangka masyarakat Sudan tentang politik Islam.

Di Sudan para pemudanya mengetahui bahwa Islam Politik menyebabkan korupsi dan ketidakadilan.

Konflik Sudan bukan hanya Mereka tetapi Semua orang

Kadang dunia ini terlalu bising sama drama receh sampai lupa ada satu negeri yang sedang berdarah namun diam-diam kita ikut dalam dosa karena pura-pura nggak lihat.

Sudan… Negeri tanah dua sungai, tempat sejarah para nabi berjalan, sekarang menjadi saksi betapa rakusnya manusia kalau sudah rebutan kekuasaan.
Prahara Sudan Bukan cuma tembak-menembak.Tetapi Ini perebutan pengaruh, perebutan kursi, perebutan masa depan. Dan yang selalu jadi korban?
adalah Rakyat tak berdosa.
Anak-anak yang seharusnya belajar malah menghafal suara roket. Ibu-ibu yang seharusnya masak malah lari mengindari asap bom. Ayah-ayah yang seharusnya pulang bawa rezeki malah pulang tinggal nama.

Kita di sini?
Nyaman. Scroll. Lanjut.
Seolah nyawa mereka itu sekadar headline harian.

Padahal Rasulullah ﷺ bilang,

“Perumpamaan kaum mukminin itu seperti satu tubuh.”
Kalau satu bagian sakit, harusnya kita semua terasa.

Sudan sedang sakit. Parah.
Dan kalau kita masih cuek, berarti ada yang rusak dari dalam hati kita bukan hanya mereka yang perlu disembuhkan.

Apa yang Terjadi di Sudan? Ini Penyebab Konfliknya hingga Perang Saudara

RSF Umumkan Gencatan Senjata Sepihak Selama 3 Bulan di Sudan | IDN Times

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top