
GERIK(HINews) 9 Juni 2025 sebuah kecelakaan bus yang telah menimpa mahasiswa-mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) di KM53, Jalan Raya Timur-Barat dekat Danau Banding, Gerik, di balik duka yang mendalam, terdapat sebuah kisah menyentuh hati banyak orang menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua yaitu kita yang dimuliakan Allah Nurly Shahirah binti Azmi, Berasal dari Kampung Paya Berenjut, Kuala Terengganu berusia 23 tahun.
Kronologi Kecelakaan terjadi sekitar pukul 01.15 dini hari saat Nurly dan rombongan mahasiswa kembali ke kampus UPSI usai liburan semester. Bus sewaan yang mereka tumpangi tergelincir dan terjun ke lereng curam di Kilometer 53, Jalan Raya Timur–Barat.Petugas penyelamat yang tiba di lokasi saat menemukan Nurly Shahirah dalam keadaan sudah tidak bernyawa. kisah yang paling mengharukan dalam kecelakaan ini, ketika tim penyelamat menemukan jenazah Nurly Shahirah, ia ditemukan tengah memeluk erat mushaf Al-Quran. Seolah-olah kitab suci itu menjadi teman setia hingga akhir hayatnya. Sebuah kepergian yang sangat mulia bagi seorang penghafal Al-Quran 30 juz.
Siapakah Nurly Shahirah?
Nurly Shahirah bukan sekadar mahasiswa tingkat akhir jurusan Pendidikan Khusus di UPSI. Ia adalah seorang hafidzah yang telah menghafal keseluruhan Al-Quran sejak usia remaja. Lebih dari itu, ia pernah menyalin keseluruhan Al-Quran dengan tulisan tangan (tahriri)—sebuah amalan yang jarang dilakukan oleh anak muda seusianya.Kehidupan yang Penuh BerkahMenurut kakaknya, Najmuddin Azman, almarhumah adalah seorang yang sangat istiqomah dalam menjaga hafalannya. “Dalam tasnya, akan selalu ada Al-Quran kecil. Dia akan mengulang hafalan setiap malam, tidak pernah absen untuk mengaji,” ujar kakaknya dengan penuh haru., Nurly Shahirah adalah alumni SM Imtiaz Yayasan Terengganu, Besut—sebuah sekolah yang terkenal melahirkan para penghafal Al-Quran.
Penghormatan Terakhir
Pada pagi dini hari sekitar pukul 4 pagi, ratusan orang hadir untuk menunaikan salat jenazah di Masjid Hadhari Jerteh, meskipun pada waktu yang sangat awal. Jenazah Nurly Shahirah kemudian dimakamkan di Pemakaman Kampung Gong Pasir.Ibunya hanya mampu berkata dalam isak tangis: “Dia anak yang sangat baik. Orangnya lembut. Tidak pernah meninggalkan salat, selalu membaca Quran… Jika dia diam, biasanya dia sedang mengaji.”
Hal-Hal Penting bagi Para Pecinta Al Qur’an Di dalam Kisah Nurly Shahirah
ada banyak hal penting yang dapat kita petik:
1.Jadikanlah Al-Quran sebagai teman sejati untuk hidup dan wafat bersama Al-Quran. Ini mengingatkan kita untuk senantiasa dekat dengan Kalamullah.
2. Istiqomah dalam amalan harian seperti mengulang hafalan ialah kunci keberhasilan dunia dan akhirat. 3.Masa muda adalah peluang emas – Jangan sia-siakan masa muda untuk menuntut ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah.
4. Kematian bisa datang kapan saja bersiaplan dengan amal saleh dan tobat nasuha.

Selamat jalan Almh.Nurly Shahirah
untuk Almarhumah mari kita panjatkan doa bersama:”Ya Allah, ampunilah dosa Nurly Shahirah dan seluruh korban tragedi ini. Tempatkanlah mereka dalam golongan orang-orang yang Engkau ridai. Ya Allah, jadikanlah Al-Quran sebagai penyejuk dan cahaya dalam kubur mereka. Berikanlah ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan.اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْYa Allah, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu yang telah kembali kepada-Mu. Mereka membutuhkan rahmat-Mu dan Engkau tidak membutuhkan azab mereka. Jika mereka berbuat baik, tambahkanlah kebaikan mereka. Jika mereka berbuat salah, maafkanlah kesalahan mereka. Amin Ya Rabbal Alamin.”Meskipun Nurly Shahirah tidak sempat mewujudkan impiannya menjadi guru pendidikan khusus, namun kisah hidupnya telah menjadi guru bagi kita semua. Ia mengajarkan kita arti cinta sejati kepada Al-Quran, keikhlasan dalam menuntut ilmu, dan kematian yang mulia.Semoga Allah SWT menempatkan roh Nurly Shahirah dan rekan-rekannya dalam golongan para syuhada dan orang-orang saleh.